FOXPOP.TV – Tasikmalaya – PT PLN melalui PLN Energi Primer Indonesia (EPI) meresmikan program Pengembangan Ekosistem Biomassa Berbasis Ekonomi Kerakyatan dan Pertanian Terpadu di Desa Bojongkapol, Kecamatan Bojonggambir, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Kamis (26/09).
Pada program ini, PLN menanam 100 ribu bibit pohon indigofera di 100 hektar lahan kritis, dan memberikan bantuan berupa 205 ekor kambing kepada warga di desa tersebut.
Penanaman pohon indigofera ini untuk memenuhi kebutuhan biomassa pengganti batu bara (co firing) yang digunakan pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Selain meningkatkan penggunaan energi baru terbarukan, penanaman pohon indigofera juga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.
Direktur Utama PLN EPI, Iwan Agung Firstantara mengatakan biomassa yang digunakan PLN EPI untuk memenuhi kebutuhan co-firing sebagian besar berasal dari limbah pertanian dan perkebunan. Kebutuhan biomassa tersebut terus meningkat.
Oleh karenanya, pihaknya mengajak masyarakat Kabupaten Tasikmalaya untuk memanfaatkan peluang ini untuk mendulang pendapatan ekonomi.
Iwan menambahkan, penanaman tanaman energi ini dilakukan dengan sistem tumpang sari berupa cabai, tomat, dan mentimun. Selain dapat digunakan sebagai sumber pakan ternak dan bahan baku biomassa, tentunya dapat menjadi penghasilan tambahan masyarakat.
“Adanya program ini, PLN berharap dapat membangun ekosistem biomassa yang berkelanjutan di mana batang dan ranting tanaman energi dimanfaatkan untuk bahan baku biomassa. Sedangkan daunnya dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak, serta cabai, tomat, dan timunnya dapat dijual sebagai tambahan penghasilan,” jelasnya Iwan.
Sampai Triwulan III 2024, PLN EPI telah berhasil memanfaatkan biomassa untuk co-firing di 46 PLTU sebesar 3 juta ton. Jumlah ini, kata Iwan, bakal ditingkatkan menjadi 10 juta ton di tahun 2025 guna memenuhi kebutuhan biomassa di 52 PLTU milik PLN.
Wakil Menteri Pertanian Sudaryono yang turut meresmikan program Pengembangan Ekosistem Biomassa menyambut baik inisiatif PLN dalam memberdayakan masyarakat untuk mengembangkan ekosistem biomassa berbasis ekonomi kerakyatan.
Kementerian Pertanian dengan PLN terus mengedukasi petani di pelosok daerah untuk menggunakan lahan tidak produktif atau kritis. Salah satu cara menanami tanah kritis dengan menanam pohon indigofera dan kaliandra.
“Kita bisa bermitra dengan PLN,” kata Sudaryono.
Negeri Indonesia mendapat karunia dari Allah berupa lahannya yang luas. Hal ini menjadi peluang untuk mencipatakn energi baru terbarukan.
“Energi terbarukan dari tumbuhan,” jelasnya.
Menurut dia, ada banyak manfaat jika masyarakat menanam indigofera. Salah satunya lahan menjadi subur, dan pohon ini bisa menjadi pakan ternak.
“Daunnya ternyata memiliki kandungan gizi tinggo bagi ternak,” kata dia.
Dari berat kambing yang awalnya 18 kg, kemudian dikasih makan indigofera selama 3 bulan, bobotnya bisa naik sampai 40 kg. Kandungan gizi pada daun ini sangat signifikan.
“Batangnya mengandung karbon tinggi. Semua pohon ada kandungan karbon, karbon masing-masing pohon lain-lain,” katanya.
Kandungan karbon indigofera, lanjut Sudaryono, sangat tinggi. Perawatan pohon ini pun, cukup mudah.
“Ini tanaman hutan, perawatan mudah,” ucapnya.
Saat dijual sebagai pengganti batu bara PLTU ke PLN juga cukup mudah. Tidak perlu batang yang lurus.
Sudaryono menjelaskan, semua batang dihargai sama. PLN hanya menghitung berat.
“Kita tak perlu susah payah ngantar ke PLN. Kita ada point di sekitar lahan. Harga jual tidak ditentukan di PLTU, tapi harga di lokasi pengambilan batang pohon,” katanya.
Dengan adanya energi baru terbarukan menjadikan masa depan Indonesia cerah. “Masalah di dunia yang paling krusial adalah urusan makan dan energi,” ucapnya.
Salah seorang warga yang menanan indigofera di Bojongkapol, Rismayadi mengatakan, menanam pohon ini tidak sulit. Dalam waktu 9 bulan, daun pohon ini sudah bisa dijadikan pakan ternak.
Selain itu, batang pohon bisa dijual sebagai biomassa co fering PLTU. “Jadi misalnya di tiap pohon ada 4 cabang, yang 3 cabang kita potong, lalu dijual. Nah yang satu cabang akan tetap tumbuh dan kembali bercabang,” katanya.***